Senin, 29 November 2010

Ikan tanpa mata dari Papua

Ikan tak bermata ditemukan di sebuah gua di Papua dalam rangkaian ekspedisi penelitian gua, sungai bawah tanah dan hutan belantara.

Ikan tanpa mata itu merupakan sebuah spesies baru. Selain tanpa mata, ikan tersebut juga tidak berwarna karena tidak memiliki pigmen."Ikan ini, sepengetahuan kami, merupakan jenis ikan gua pertama yang ditemukan di wilayah Papua," kata Laurent Pauyaud ilmuwan dari tim peneliti melakukan ekspedisi. 

Tim peneliti berasal dari Institute Research and Development (IRD) asal Montpellier, Prancis. Ekspedisi tersebut dilakukan di wilayah Lengguru, bagian selatan wilayah leher burung Papua. "Ada banyak hal yang harus diselesaikan di daerah itu, daerah yang sangat sulit untuk diakses tetapi memiliki keragaman hayati yang mengagumkan," kata Pouyaud dilansir AFP, Jumat (26/11).

Para ilmuwan, yang terdiri dari biolog, paleontolog dan arkeolog, menelusuri wilayah penelitian tersebut selama tujuh minggu. Wilayah itu dikatakan merupakan labirin tanah kapur yang memungkinkan spesies yang tinggal terisolasi selama jutaan tahun.. 

Para arkeolog juga terpesona oleh temuan lukisan di dinding gua yang dibuat dari alat berbahan cangkang hewan. Temuan tersebut bisa menjadi bukti adanya migrasi orang-orang Asia ke Australia sekitar 40.000 tahun yang lalu. 

Penelitian ini merupakan langkah pertama dari sebuah proyek yang direncanakan akan mempelajari keragaman hayati di wilayah Indonesia. Riset tersebut merupakan kerja sama Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan perguruan tinggi sains. 

Pouyaud mengatakan, keanekaragaman hayati di Papua sendiri saat ini terancam oleh rencana perluasan lahan perkebunan dan tambang.

Teks oleh Yunanto Wiji Utomo/Kompas.com
Sumber: Kompas.com

Sabtu, 27 November 2010

E-paper yang benar-benar kertas sedang dikembangkan

Jenis kertas elektronik (e-paper) yang kini tengah dikembangkan oleh University of Cincinnati yang dapat bersifat seperti layaknya kertas. Tinta yang digunakannya pun berupakan tinta elektronik (e-ink).

Kertas elektronik saat ini tidak benar-benar menyerupai kertas yang bisa dilipat, digulung, dan dimasukkan dalam saku. Sebagian besar perangkat pembaca elektronik portabel (e-reader) seperti Amazon Kindle, menggunakan kaca substrat tak lentur yang tertanam dengan sirkuit.

Kertas elektronik yang dibuat oleh University of Cincinnati mengubah hal itu. Kertas akan dijadikan bahan baku untuk suatu perangkat electrowetting, bukan kaca maupun material bersifat keras lainnya,. Electrowetting adalah proses menggunakan medan listrik untuk memanipulasi tetesan-tetesan berwarna dalam layar tampilan. Tetesan-tetsan tersebut disusun sesuai tampilan konten.

Tren kertas elektronik tengah menuai perhatian publik, termasuk di Indonesia. Pada bulan Juni lalu saja, meskipun belum terjual resmi di Indonesia,  iPad yang terjual sudah mencapai 3.000 unit. 

Dengan adanya terobosan untuk pengembangan kertas elektronik, perangkat pembaca akan semakin layak pakai, jelas para ilmuwan yang tengah mengembangkan kertas elektronik. Itu karean perangkat seperti ini akan jadi lebih fleksibel dan lebih ramah lingkungan.

Sumber: Popsci

"Squidworm"

Para ilmuwan baru-baru ini menemukan makhluk misterius di kedalaman perairan antara Sulawesi dan Filipina. Makhluk tersebut memiliki tubuh sepanjang 9,4 sentimeter dan menyerupai cacing dan cumi-cumi sehingga para ilmuwan menamainya squidworm atau cacing cumi.

Cacing cumi itu memiliki sepuluh tentakel yang panjang, menyeruak dari kepalanya. Selain itu, ia juga memiliki enam organ yang disebut nuchal yang memungkinkannya untuk mengecap rasa dan membaui sesuatu di dalam air. 

Makhluk misterius itu ditemukan oleh tiga ahli biologi laut yang dipimpin oleh Karen Osborn dari Scripps Institution of Oceanography in California, pada saat melakukan penjelajahan di Laut Sulawesi pada kedalaman 2,8 kilometer. Observasi mereka menggunakan kapal penjelajah yang dikendalikan dari jarak jauh. "Hewan ini sangat menggoda sebab sangat berbeda dengan ciri-ciri hewan yang telah dideskripsikan sebelumnya," ungkap Osborn dengan antusias.

Cacing cumi yang ditemukan oleh ilmuwan tersebut hidup pada kedalaman 100-200 meter di atas dasar laut. Rentang kedalaman itu diketahui merupakan wilayah yang kaya akan spesies yang belum teridentifikasi.

Cacing cumi yang baru ditemukan itu diberi nama ilmiah Teuthidodrilus samae. Spesies tersebut dikatakan bukan merupakan predator. Mereka memakan campuran tumbuhan dan hewan mikro laut yang tenggelam di kedalaman. 

Laut Sulawesi tempat spesies ini ditemukan merupakan wilayah yang terisolasi dari perairan di sekitarnya. Selain itu, kawasan tersebut termasuk dalam kawasan konservasi yang memiliki beranekaragam bentuk kehidupan dan sejarah geologi yang unik. "Ketika saya mengeksplorasi wilayah tersebut, saya memperkirakan ada lebih dari setengah jumlah hewan yang kita lihat merupakan spesies yang belum teridentifikasi," lanjut Osborn.

Karena sifat-sifat cacing cumi tersebut sangat berbeda dari bentuk kehidupan yang lain, para ilmuwan tidak hanya menggolongkannya sebagai  spesies baru, tetapi juga genus baru--tingkatan taksonomi di atas spesies. Hasil penelitian ini dipublikasikan di jurnal Biology Letters baru-baru ini.

Teks oleh Yunanto Wiji Utomo/Kompas.com
Sumber: Kompas.com

Selasa, 23 November 2010

Radiasi wi-fi diperkirakan bisa rusak tanaman

Radiasi jaringan nirkabel (wi-fi) diperkirakan memiliki efek negatif pada tanaman, menurut sebuah studi di Belanda.

Studi yang dilakukan Universitas Wageningen, Belanda, tersebut melaporkan peningkatan kerusakan pada pepohonan di pinggiran kota. Kerusakan itu berupa bertambahnya retakan pada kulit pohon, benjolan, perubahan warna, dan berbagai kerusakan jaringan halus lainnya.

Pepohonan di wilayah urban tampak mengalami "sakit" yang lebih parah. Sebanyak 70 persen pepohonan di wilayah urban menunjukkan gejala-gejala tersebut. Padahal 5 tahun yang lalu hanya 10% pepohonan yang memiliki gejala tersebut. Sementara gejala yang sama tidak tampak pada peohonan di hutan yang rapat.

Jaringan LAN nirkabel dan jaringan telepon seluler ditengarai menjadi penyebabnya. Studi, yang mengamati 20 pohon ash yang terpapar berbagai sumber radiasi selama tiga bulan itu, menemukan pepohonan yang lokasinya paling dekat dengan gelombang radio jaringan nirkabel menunjukkan perubahan pada dedaunan--daun-daun berubah berkilau seperti timbal. Kondisi ini pada akhirnya akan mematikan bagian daun tersebut. Selain itu, radiasi Wi-Fi juga dapat menghambat pertumbuhan bonggol jagung.

Studi yang digagas pejabat wilayah Alphen aan den Rijn, kota yang berada di wilayah barat Belanda itu juga menyimpulkan bahwa pepohonan tersebut tidak terinfeksi bakteri atau virus apapun. Menurut PC World, studi lebih jauh mengungkapkan "penyakit" yang sama juga ditemukan di seluruh wilayah barat Belanda.

Meski begitu, para peneliti menyebutkan bahwa masih diperlukan studi lebih jauh sebelum dapat mengambil kesimpulan pasti. Sebab selain radiasi Wi-Fi, partikel yang sangat halus dari emisi gas buang mobil dan truk juga disinyalir memiliki pengaruh terhadap kerusakan pohon.

Sumber: ReadWrite

Jumat, 19 November 2010

Angklung ditetapkan sebagai warisan dunia

Alat musik angklung ditetapkan sebagai The Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity, pada sidang ke-5 Inter-Governmental Committe Unesco di Nairobi, Kenya, Selasa, (16/11).

"Ini membuktikan betapa kekayaan budaya Indonesia untuk alat musik angklung pantas menjadi warisan budaya dunia tak benda," kata Tjetjep Suparman, Direktur Jenderal Nilai Budaya Seni dan Film Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, ditirukan I Gusti Ngurah Putra, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, di Jakarta, Rabu (17/11).

Angklung adalah alat kesenian asal Jawa Barat yang menggunakan alat musik dari bambu. Jenis bambu yang dipakai biasanya menggunakan awi wulung (bambu berwarna hitam) dan awi temen (bambu ber warna putih). Setiap nada yang dihasilkan dari bunyi tabung bambu yang berbentuk wilahan dari ukuran kecil, sedang, hingga besar, akan membentuk irama lagu yang mengasyikkan. 

Kendati muncul pertamakali di daerah Jawa Barat, angklung dalam perkembangannya, berkembang dan menyebar ke seantero Jawa, lalu ke Kalimantan dan Sumatra. Pada 1908 tercatat sebuah misi kebudayaan dari Indonesia ke Thailand, antara lain ditandai penyerahan angklung, lalu permainan musik bambu ini pun sempat menyebar di sana. Bahkan, sejak 1966, Udjo Ngalagena, tokoh angklung yang mengembangkan teknik permainan berdasarkan laras-laras pelog, salendro, dan madenda mulai mengajarkan bagaimana bermain angklung kepada banyak orang dari berbagai komunitas.

Direktur Pengembangan Bisnis Saung Angklung Udjo, Satria, yang dimintai komentarnya mengatakan, penetapan angklung sebagai The Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity, merupakan momentum yang luar biasa. "Ini sebuah pengakuan yang pantas kita syukuri dan merupakan momentum yang luar biasa," katanya.

Ia menjelaskan, orang Indonesia cenderung melihat angklung dari fungsi kebendaannya saja. Padahal, dalam angklung ada banyak nilai-nilai yang bisa diambil. Hal ini merupakan tantangan. Ketika angklung sudah merupakan warisan dunia, nilai-nilai lain itu harus lebih dimasyarakatkan. "Angklung dapat digunakan dalam industri kesehatan, seperti untuk terapi kesehatan dan banyak nilai-nilai lain yang bisa dikembangkan?" Satria memberi contoh.

Teks ole Glori K. Wadrianto/Kompas.com
Sumber: Kompas.com

Planet baru dari galaksi lain

Para ahli astronomi untuk pertama kalinya menemukan sebuah planet dalam Bimasakti yang berasal dari galaksi lain. Planet yang memiliki massa setidaknya 1,25 kali massa Jupiter itu, mengelilingi sebuah bintang tua yang berasal dari sebuah galaksi satelit kecil yang pecah sekira 6 hingga 9 miliar tahun lalu.

Adalah Johny Setiawan dan Rainer Klement dari Max Planck Institute of Astronomy di Heidelberg, Jerman, yang memaparkan penemuan tersebut.

Sara Seager, ilmuwan MIT yang tidak ikut ambil bagian dalam studi itu menyebutkan bahwa faktor penting dalam penemuan tersebut adalah planet dan bintang yang ditemukan di dalam Bimasakti itu berasal dari galaksi lain. "Hampir dapat dipastikan, planet itu terbentuk ketika bintang tersebut berada di galaksi lain," ujarnya.

Untuk menemukan planet luar, Johny, yang berasal dari Indonesia, dan koleganya mengamati HIP 13044 yang berjarak sekira 2.000 tahun cahaya dari bumi. HIP 13044 dan bintang-bintang lainnya di Helmi Stream berbeda dari bintang lain di lingkungan tata surya karena bintang-bintang tersebut memiliki pemanjangan orbit yang menempatkan mereka sekitar 42.000 tahun cahaya di atas dan di bawah gugus cakram Bimasakti. Orbit semacam itu menunjukkan bahwa bintang-bintang tersebut berasal dari kelompok yang terpecah dari sebuah galaksi satelit dan membentang berkat pengaruh pasang-surut gaya gravitasi.

Planet baru ini   menghadapi masalah baru. Dalam jutaan tahun mendatang, saat bintang itu menghisap habis helium di intinya, planet itu akan mengalami ekspansi lebih cepat dan lebih besar yang akan mengantarkannya pada kehancuran.

Sumber: Wired 

Selasa, 16 November 2010

Memangku laptop picu kelainan kulit

Memangku laptop bisa mengakibatkan kelainan kulit akibat panas yang terus-menerus. Meskipun masih jarang, peneliti yakin kasus ini akan semakin banyak akibat meningkatnya popularitas laptop.

Sebuah jurnal, yang ditulis Andreas W. Arnold dan Peter H. Itin dan terbit bulan November di Official Journal of American Academy of Pediatrics, mempelajari sebuah kasus kelainan kulit pada anak laki-laki berumur 12 tahun akibat penggunaan laptop di pangkuan. Bocah itu menderita kelainan kulit bernamaerythema ab igne atau dikenal juga dengan nama toasted leg syndrome.

Sindrom itu mengakibatkan warna kulit menjadi cokelat akibat terpapar panas atau sinar inframerah. Pada zaman dahulu, sindrom ini sering diderita oleh orang yang bekerja di dekat api atau tungku. Tapi, kasus erythema ab igne sudah berkurang drastis setelah teknik pemanasan terpusat dikembangkan.

Peneliti mengaku menemu kasus-kasus erythema ab igne baru yang disebabkan oleh laptop. "Tetapi memang masih jarang," jelas peneliti. Sejak tahun 2004, mereka cuma berhasil mencatat 10 kasus kelainan kulit akibat laptop. Kesepuluh kasus ini unik karena gejalanya muncul di sekitar paha dan bentuknya asimetris.

Anak laki-laki 12 tahun tersebut menderita kelainan kulit di paha sebelah kiri. Para peneliti menjelaskan kalau anak tersebut bermain dengan laptop di pangkuan beberapa jam per hari dan berlangsung selama berbulan-bulan. Si anak mengaku merasakan panas yang berasal dari sebelah kiri laptop tapi ia tidak mengubah posisi.

Pada beberapa kasus, meski jarang terjadi, erythema ab ignekronik bisa berubah menjadi squamouse cell carcinoma, semacam kanker. Hal ini yang membuat para peneliti semakin khawatir, apalagi mengingat kulit anak-anak sangat sensitif terhadap panas. "Laptop harus punya label peringatan," anjur peneliti.


Sumber: Discovery News & http://pediatrics.aappublications.org

Ditemukan: kapak batu tertua di dunia

Sebuah kapak batu, berusia sekitar 35.500 tahun, yang ditemukan di tanah suci suku Aborigin, Amhem Land,bagian utara Darwin, Australia diklaim sebagai kapak batu tertua di dunia, mengalahkan kapak serupa berusia antara 20.000-30.000 tahun yang ditemukan di Jepang dan bagian Australia lain sebelumnya.

Kapak itu berjenis kapak ground edge,  jenis kapak yang bagian pinggirnya diasah hingga tajam. "Kita bisa melihat tanda pada bagian tepi kapak. Orang yang menggunakan kapak itu mengasahnya dengan batu sehingga permukaannya lebih halus," jelas Bruno David dari Monash University seperti dilansir situs Discovery hari Jumat (5/11/10) lalu.

David mengungkapkan, temuan ini bisa mengubah pandangan bahwa kapak berasal dari Eropa. Selain itu, penelitian ini juga bisa menjadi bukti bahwa kaum Aborigin Jawoyn yang mendiami wilayah tersebut telah mengembangkan teknologi untuk menunjang hidupnya. "Pengasahan batu menunjukkan adanya teknologi yang meningkatkan efisiensi. Penemuan teknologi ini setara dengan penemuan busur dan panah," ucap David.

Anggota suku Aborigin yang mengundang para arkeolog ke tanah sucinya mengatakan bahwa penelitian itu bisa membuka hubungan yang sangat bermakna dengan para leluhur. "Saya ingin mengetahui kebenaran (tentang kapak batu). sekarang saya sudah mengetahuinya. saya merasa senang," ungkap Margaret Katherine, pemilik tanah di Amhem Land.

Teks oleh Yunanto Wiji Utomo/Kompas.com
Sumber: Kompas.com

Panas magma bermanfaat bagi kehidupan bawah laut

Peneliti menemukan bahwa magma dapat membantu kelangsungan hidup ekosistem laut. Sebab, magma dapat memompa sejumlah besar gas rumah kaca yang memerangkap panas di dalam lautan. Panas akan menghasilkan iklim yang berpeluang bagi ekosistem bawah laut sehingga potensial menjadi habitat spesies-spesies baru.

Pakar geofisika Woods Hole Oceanographic Institution di Massachusetts, Daniel Lizarralde menjelaskan, beberapa spesies memiliki keunikan beradaptasi pada suhu. "Jadi ini bisa jadi merupakan jenis ekosistem berbeda," katanya.

Melalui foto dan data seismik dari basin (cekungan lembah sungai) Guayma di Teluk California, ditemukan magma panas mengaliri lumpur di dasar laut hingga 48 kilometer, pada kedua sisi retakan sepanjang 55 kilometer.

Analisis memberi gambaran sebagai berikut. Aliran magma mempertahankan suhu air laut dan mencegah pengerasan batu karang. Batu karang yang mencair (molten rock) ini kemudian menghangatkan lumpur dasar laut, serta melepaskan gas karbondioksida dan metana. Gas metana ini pula lah yang mendukung kelangsungan hidup kelompok bakteri dan lain-lain.

Kemungkinan ada cukup banyak tempat seperti cekungan Guayma di seluruh dunia, antara lain Laut China Selatan, Laut Filiphina, Laut Merah, Laut Aegea, dan Lau Basin di Kepulauan Tonga (sebelah Barat Daya Pasifik).

"Relatif secara keseluruhan, cekungan-cekungan itu mungkin meluas sampai ribuan mil dan melepaskan karbon ribuan kali lebih banyak dari yang kita temukan di Guayma," terang Lizarralde.

Sumber: Live Science

Senin, 15 November 2010

Apa hubungan Harry Potter dengan langkanya burung hantu india?

Populasi burung hantu di India terus menurun dan Menteri Lingkungan India Jairam Ramesh menyebutkan kalau popularitas Harry Potter jadi penyebabnya. Menurut Ramesh, banyak orang tua yang membeli burung hantu secara ilegal  untuk anak-anak mereka. Harry Potter memiliki burung hantu bernama Hedwig sebagai binatang peliharaan.

"Ada ketertarikan orang untuk membeli burung hantu sebagai hadiah," kata Ramesh dalam minggu lalu setelah muncul laporan penjualan burung hantu secara ilegal oleh organisasi TRAFFIC-India. Meskipun demikian, Ramesh tidak bisa menyebutkan jumlah burung hantu yang terjual kepada penggemar Harry Potter.

Abrar Ahmed, pemimpin studi Imperilled Custodians of the Night dari TRAFFIC-India, mengatakan kalau burung hantu bukan binatang peliharaan. "Mereka butuh ruang untuk terbang dan berburu," katanya.

Menjadikan burung hantu sebagai binatang peliharaan menjadi ancaman baru bagi populasi burung hantu di India.  Berbagai bagian tubuh burung hantu sering dipakai untuk ritual ilmu hitam.

Burung hantu penting bagi ekosistem, demikian menurut Samir Sinha, Direktur TRAFFIC-India. Burung hantu membantu petani mengatasi hama dengan memburu hewan-hewan pengerat.

Minyak akan lenyap sebelum penggantinya siap

Minyak di seluruh dunia akan lenyap 90 tahun sebelum sumber energi penggantinya siap. Prediksi yang diungkapkan oleh ilmuwan di University of California tersebut dibuat berdasarkan kecepatan perkembangan teknologi yang ada saat ini.

"Hasil penelitian kami menunjukkan kalau butuh waktu lama untuk mengembangkan bahan bakar pengganti yang bisa bertahan lama," jelas Debbie Niemeier, pemimpin studi sekaligus profesor bidang sipil dan rekayasa lingkungan dari UC Davis. Studi itu sendiri diterbitkan dalam jurnal Enviromental Science & Technology pada 8 November.

Untuk membantu mengatasi masalah itu, Niemeier dan koleganya Nataliya Malyshkina, seorang peneliti dari UC Davis, membuat alat bantu bagi para pembuat kebijakan untuk menetapkan target yang realistik, serta mengevaluasi proses untuk mencapai tujuan tersebut.

Dua elemen yang dianggap penting oleh para peneliti adalah pasar modal dan deviden perusahaan minyak yang sahamnya sudah dibuka kepada publik. "Para investor berusaha mencari dan mendalami informasi mengenai keuntungan yang bisa didapat di masa yang akan datang," jelas Malyshkina. Ia menambahkan kalau kondisi itu membuat prediksi kondisi pasar dan jumlah investor bisa lebih akurat.

Dengan mengamati dua elemen tersebut, peneliti menemui kalau target untuk energi terbarui saat ini belum terlalu ambisius untuk mencegah kerugian yang akan dialami oleh masyarakat, perkembangan ekonomi, serta ekosistem. "Butuh kebijakan yang lebih kuat untuk mencari sumber energi pengganti," tegas Malyshkina.

Ikan emas awasi kualitas air di pertemuan G-20

Enam ikan emas digunakan sebagai pengawas kemurnian air yang dialirkan ke kamar kecil di Convention and Exhibition Center South Korea, tempat pertemuan G-20.

Oh Su-Young, Public Relation Manager yang bertugas mengatakan, "Ikan emas itu hanya salah satu bagian dari proses inspeksi." Keenam ikan emas itu diletakkan di sebuah tempat penampungan yang diisi dengan air yang akan disuplai ke dalam kamar kecil. Ikan-ikan emas itu diawasi terus-menerus. Kalau keenam ikan emas itu hidup sehat di air, berarti air yang dialirkan aman pula bagi para pemimpin negara. Tapi kalau ada ikan yang mati, berarti...

Penggunaan ikan emas ini mengundang kritik dari aktivis hewan People for Ethical Treatment of Animals (PETA). Mereka mengatakan, dengan menaruh ikan emas sebagai bagian dari proses pemeriksaan, Korea Selatan telah menaruh ikan-ikan tersebut dalam kondisi bahaya.  PETA menyebutkan bahwa ikan emas bisa merasakan rasa sakit yang sama dengan manusia, anjing dan kucing.

"Melindungi para pemimpin dunia memang merupakan hal serius. Tetapi, melindungi ikan yang akan merasakan rasa sakit yang sama dengan manusia juga sama seriusnya," kata presiden eksekutif PETA, Tracy Reiman. Ia menulis surat pada pihak pemerintah Korea selatan yang mengurus hal tersebut dan mengatakan bahwa ada banyak cara untuk melindungi pemimpin tanpa mengorbankan ikan emas yang mungkin mati akibat air yang mungkin terkontaminasi. 

Air yang dialirkan ke kamar-kamar kecil di pertemuan G-20 adalah air daur ulang. Pengelola gedung tersebut bekerja sama dengan pusat perbelanjaan di kompleks yang sama untuk melakukan proses daur ulang air. Mereka telah berhasil mendaur ulang 150.000 ton air dalam setahun dan mampu menghemat pengeluaran sebesar hampir 333 ribu dolar Amerika Serikat. 

Su Young mengatakan bahwa penggunaan ikan emas adalah "simbolisasi kebijakan air ramah lingkungan".

Teks oleh Yunanto Wiji Utomo/Kompas.com

Minggu, 14 November 2010

Kelelawar langka ditemukan di hutan kecil di Sumatra

Seekor kelelawar langka ditemukan di sebuah hutan kecil di Sumatra. Temuan oleh ilmuwan asal Queen Mary, University of London dan Durrell Institute of Conservation and Ecology, University of Kent ini memiliki arti: hutan, berapa pun luasnya, sangat berharga untuk dijaga.

kelelawar yang ditemukan di hutan seluas 300 hektar di Sumatra barat tersebut termasuk spesies Hipposideros ridleyi. Ia tinggal di rongga dalam pohon besar. kelelawar yang memiliki hidung seperti daun itu didaftarkan sebagai "vulnerable" dalam daftar Union for Conservation of Nature's Red List of Threatened Species.

Hutan kecil tempat ditemukannya ridleyi dikelilingi oleh kebun kelapa sawit. Kebun-kebun itu biasanya dibuat dengan cara membuka hutan menjadi lahan dan seringkali mengancam habitat hewan-hewan langka. High Conservation Value menyarankan agar para perusahaan perkebunan sawit mengidentifikasi area miliknya untuk mengetahui area yang bisa dipakai untuk konservasi.

Area yang disurvei oleh para ilmuwan tersebut dimiliki oleh sebuh perusahaan perkebunan sawit dan dikelola sebagai area konservasi sehingga gangguan terhadap area konservasi bisa diminimalkan. Awalnya, kepemilikan tersebut diragukan oleh para peneliti. Tapi setelah survei, mereka mengaku kalau hutan kecil itu bisa bermanfaat untuk konservasi spesies tertentu.

Makna jabat tangan

Dikutip dari Wikipedia, jabat tangan merupakan ritual pendek di mana dua orang saling menggenggam tangan kanan atau kiri mereka, dan seringkali disertai oleh sentakan kecil pada tangan yang tergenggam. Umumnya jabat tangan dilakukan saat orang memberi salam dalam suatu pertemuan tertentu--baik di awal maupun akhir pertemuan--mengucapkan selamat, memberi apresiasi, serta membuat persetujuan. Jabat tangan biasa dilakukan pula saat berkenalan dengan orang yang pertama kali dijumpai. 

Dengan berjabat tangan, niat baik ditujukan kepada pihak yang tangannya dijabat. Secara implisit, jabat tangan mengirimkan isyarat keterbukaan. Kebiasaan itu menjadi sebentuk komunikasi nonverbal. Oleh karena itu, pada beberapa budaya, orang yang menolak jabatan tangan tanpa alasan bisa dikatakan kurang sopan.

Tradisi jabat tangan juga adalah salah sebuah perlambang cara komunikasi tertua, yang telah ada dalam berbagai tradisi kebudayaan dunia berabad-abad silam. 

Ragam salamMeski demikian, jabat tangan hanyalah salah satu cara memberi ungkapan salam. Beberapa cara lain yang sama universalnya seperti lambaian tangan, ciuman pipi, high-five, dan menepuk bahu. Tetapi selain itu, di dalam khazanah kebudayaan bangsa-bangsa dunia masih terdapat banyak sekali ungkapan gerak tubuh unik yang digunakan sebagai simbol pemberian salam. 

Contohnya saluto romano, gestur lengan dipegang lurus ke depan, dengan telapak tangan menelungkup dan jari-jari menyentuh. Ini merupakan tradisi Roma kuno. Sayangnya kultur ini kemudian dianggap identik dengan gerakan fasisme Italia sehingga dihapuskan setelah berakhirnya Perang Dunia II.

Ada pula ungkapan salam namaste, berasal dari India dan Nepal. Ungkapan ini sangat khas, yakni dengan membungkukkan tubuh sedikit, dengan tangan tertangkup di depan dada sambil berucap, "Namaste.." 

Salam sangat penting dalam hal percakapan. Salam mengawali dan menutup percakapan. Salam yang baik berarti awal yang baik, dan sebaliknya. Maka tradisi salam layak dilestarikan, terutama tradisi-tradisi yang memiliki unsur kekhasannya.

Hewan-hewan dalam peperangan

Para kesatria di atas kuda bisa merusak formasii pasukan musuh. lumba-lumba angkatan laut membatu membersihkan Pelabuhan Umm Qasr dari ranjau. tentara Roma dan Yunani menggunakan lebah untuk menghalangi musuh.

Itulah sebagian hewan yang digunakan dalam perang. Hewan-hewan bisa jadi "senjata biologis" karena kemampuan mereka, paling tidak pada saat itu, tidak dapat disamai oleh kemampuan mesin. Berikut ini adalah sejumlah hewan yang seringkali dimanfaatkan dalam konflik.

Kelelawar 
Kemarahan Amerika Serikat atas serangan Jepang ke Pearl Harbor menelurkan ide memasang bom di kelelawar. Percikan api diharapakan dapat dipicu untuk membakar kota-kota Jepang saat kelelawar ini bertengger di atap bangunan. Namun rencana ini batal, karena dalam pengujian banyak kelelawar tidak kooperatif dan kabur. Hingga kini, ilmuwan Pentagon masih mempelajari bagaimana mekanisme terbang kelelawar ini untuk mengembangkan desain pesawat dan robot mata-mata.

Unta
Di masa lampau, hewan ini banyak digunakan di kawasan panas dan kering di Afrika Utara dan Timur Tengah. Karena unta memiliki kemampuan bertahan di kondisi ekstrem dan seringkali tanpa air, di masa perang hewan ini cukup berguna. Bau unta kabarnya membuat takut kuda-kuda yang digunakan musuh. Tentara Persia terkadang mempersenjatai unta mereka. Sedangkan prajurit Arab seringkali menunggang unta saat penyerbuan untuk menaklukan suatu daerah. Peran unta dalam perang merosot sejak berkembangnya senjata api. Tapi, unta masih terlihat digunakan saat Perang Dunia I.

Lebah 
Sengat lebah bisa jadi senjata mematikan. Di zaman dulu, tentara Roma dan Yunani menggunakan lebah untuk menghalangi musuh. Penggunaan lebah berlanjut saat abad pertengahan, Perang Dunia I, dan Perang Vietnam. Ilmuwan Amerika Serikat juga menemukan kegunaan lebah untuk tujuan damai, yakni mendeteksi ranjau darat.

Singa laut
Mamalia ini mampu melihat dalam kondisi cahaya minimal serta bisa mendengar di bawah permukaan air. Singa laut juga bisa berenang dengan kecepatan hingga 40 km/jam dan menyelam hingga kedalaman 300 meter. Dengan kemampuan ini, angkatan laut AS melatih singa laut untuk menandai ranjau.

Merpati
Hewan ini memiliki kemampuan navigasi sehingga bisa kembali ke sarang meskipun telah menempuh perjalanan ratusan kilometer. Puncak kepopuleran penggunaan merpati terjadi pada saat Perang Dunia I, saat tentara sekutu menggunakan 200.000 merpati untuk keperluan komunikasi. Seekor Merpati bernama Cher Ami mendapat penghargaan setelah mengirim 12 pesan untuk benteng di Verdun, Prancis. Bangsa burung pensiun dari tugas militer setelah teknologi komunikasi berkembang pesat.

Lumba-Lumba
Hewan ini memiliki sonar biologis untuk mencari ranjau berdasarkan konsep gema. Pada masa Perang Teluk dan Perang Irak, lumba-lumba milik angkatan laut membantu membersihkan pelabuhan Umm Qasr dari ranjau.

Gajah
Hewan besar ini bisa menginjak tentara, menusukkan gading, dan melempar orang dengan belalainya. Kerajaan kuno di India diperkirakan menjadi kerajaan pertama yang menjinakkan gajah. Tapi, kemampuan ini segera menyebar ke Persia dan Timur Tengah. Alexander Agung dikabarkan pernah menemui sepasukan gajah saat mencoba menaklukan suatu daerah. Kuda seringkali takut dengan pemandangan dan bau Gajah. Tentara manusia juga merasa diteror secara psikologis dengan bentuk Gajah yang sangat besar.

Keledai
Tidak sehebat hewan perang lainnya, tapi ribuan pasukan akan menderita jika tak ada Keledai. Pasalnya, hewan inilah yang didaulat membawa makanan, bahkan persenjataan dan barang-barang lain yang dibutuhkan militer. Dulu, tentara Roma membawa satu Keledai tiap 10 legiun. Napoleon Bonaperte juga menaiki keledai saat melintasi Alpen. Keledai masih sering mendapat tugas militer hingga saat ini. Tentara AS bergantung pada hewan ini untuk mengantar barang ke pos-pos terpencil di pegunungan Afghanistan.

Anjing
Orang-orang Spanyol menggunakan anjing yang dipersenjatai saat menaklukan Amerika Selatan di abad ke-16. Anjing juga berperan besar selama konflik di abad pertengahan di Eropa. Tugas anjing di masa modern kini meliputi mendeteksi bom dengan indera penciuman. Di Irak dan Afghanistan, anjing militer dikenakan rompi antipeluru demi menjamin keamanan selama bertugas.

Kuda
Nah, ini hewan yang paling populer saat perang berlangsung. Manusia telah menjinakkan kuda setidaknya sejak 5.500 tahun lalu. Para kesatria di atas kuda bisa merusak formasipasukan musuh. Stabilitas di atas pelana dan sanggurdi membuat prajurit Mongol dapat berperang dan menembakkan panah dari atas kuda. Pertempuran besar dengan memanfaatkan kuda tidak berakhir, hingga tank dan senapan mesin muncul menjadi favorit.

10 fakta efek rumah kaca

Dalam bukunya yang berjudul What are Global Warming and Climate Change? Answers for Young Readers, Chuck McCuthcheon mendaftarkan 10 fakta tentang efek rumah kaca. Ini fakta-faktanya.
  1. Dari 900 artikel tentang perubahan iklim yang terbit antara 1993 sampai 2003, tidak ada yang mendepat pendapat kalau manusia adalah salah satu penyebab utama pemanasan global.
  2. Dalam 50 tahun terakhir, suhu Alaska meningkat 5,5 derajat Fahrenheit atau 14,72 derajat Celcius.
  3. Penerbangan dianggap berdampak terhadap perubahan iklim sebesar 3,5 persen. Angka itu diprediksi bisa mencapai 15 persen pada tahun 2050, seiring peningkatan lalu lintas udara.
  4. Jika kondisi penggunaan kertas di China sama dengan di Amerika Serikat, produksi kertas harus ditingkatkan hingga 2 kali lipat.
  5.  Perubahan iklim bisa membuat harga makanan meningkat. Contohnya, produksi avokad california diperkirakan akan turun 40 persen dalam waktu 40 tahun mendatang. Sesuai hukum ekonomi, harganya akan meningkat.
  6. Di Amerika Serikat, pembuatan pupuk kompos menghasilkan sepertiga metanol dari seluruh produksi gas hasil rumah kaca tersebut.
  7. Perubahan iklim akan meningkatkan frekuensi gigitan nyamuk. Iklim yang panas membuat populasi capung dan katak--hewan pemakan nyamuk--semakin berkurang.
  8. Kulkas saat ini 70 persen lebih hemat listrik ketimbang kulkas yang diproduksi pada tahun 1970-an.
  9. Mencuci perabotan makan secara sekaligus mengurangi sekitar 45 kilogram karbon per tahun ketimbang mencuci sebagian-sebagian.
  10. Membuat komputer sleep pada saat ditinggalkan mengirit pengeluaran karbon nyaris 500 kilogram per tahun ketimbang mengaktifkan screen saver.
Dari 10 fakta itu, apa yang dapat Anda lakukan?

Sumber: NationalJournal

Sabtu, 13 November 2010

Kapasitor super akan gantikan baterai

Kapasitor super, yang saat ini banyak digunakan pada mainan anak-anak, akan gantikan baterai di masa yang akan datang. Penetliti dari Drexel University saat ini sedang mengembangkan kapasitor itu agar dapat digunakan pada berbagai perangkat yang sekarang banyak digunakan, seperti laptop dan ponsel.

Kapasitor, mirip baterai, menyimpan energi. Hanya saja, baterai menyimpan energi secara kimiawi. Energi kimia itu lalu diubah menjadi energi listrik. Perubahan energi listrik ke energi kimia (juga sebaliknya) butuh waktu. Makanya, tak heran kalau baterai ponsel atau laptop butuh waktu beberapa jam untuk diisi secara penuh. Kapasitor tak butuh konversi energi kimia ke energi listrik sehingga listrik dalam kapasitor dapat diisi jauh lebih cepat ketimbang baterai. Akan tetapi, kapasitor tidak dapat menyimpan energi listrik dalam waktu lama--listrik dalam kapasitor bisa habis dalam waktu beberapa detik.

Meski demikian, kapasitor super bisa menyimpan energi pada ion-ion yang terkumpul di permukaan karbon. Kapasitor super ini sudah banyak digunakan pada mainan, termasuk model pesawat terbang dan helikopter.

Pada kapasitor super baru yang sedang dikembangkan, energi listrik dihasilkan dari sebuah letupan yang kuat yang mengubah karbon menjadi lapisan berlian berukuran nano. Para peneliti kemudian mengubah berlian tersebut ke dalam ratusan lapisan graphene, setiap berlian berada di dalam berlian yang lain, seperti boneka dari Rusia. Ketika graphene itu diberi elektrolit, mereka bisa berisi listrik 200 Volts setiap detiknya.

"Kalau diupayakan, angka itu bisa lebih besar lagi," kata Vadym Mochalin, peneliti dari Drexel University. Artinya, ponsel, laptop, dan perangkat lain dapat diisi ulang dalam waktu yang instan. Listrik itu kemudian dioper ke baterai untuk disimpan.

Karena kinerjanya yang baik, para peneliti dari Drexel mengusulkan untuk mengomersialkan kapasitor super. Ketika sudah banyak digunakan, harga kapasitor super ini bisa lebih murah. Berlian nano murah tidak seperti berlian untuk perhiasan. "Dengan beberapa ratus dolar, satu pon berlian nano sudah bisa didapat," ujar Mochalin.

Dengan bahan-bahan pembuat yang harganya tidak mahal, kata ahli berlian nano Olga Shenderova, para peneliti bisa menghasilkan kapasitor super generasi baru yang bisa membuat ponsel bertahan selama beberapa minggu atau beberapa hari untuk laptop. Perangkat-perangkat juga bisa semakin enteng dan kecil karena ukuran kapastior ini lebih kecil ketimbang baterai Li-ion.

Sumber: Discovery News

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Top Web Hosting | manhattan lasik | websites for accountants